Kenali Mental Anak
Mendidik anak dengan segudang masalahnya memang bukan perkara mudah. Banyak orangtua yang mengaku kesulitan dan akhirnya putus asa dalam mengasuh anaknya. Mereka telah melakukan segala cara namun tetap saja si anak susah diatur, nakal dan lain sebagainya.
Namun, jangan risau dulu. Ada baiknya orangtua mengkaji ulang kesulitan tersebut. Karena kalau semua usaha sudah dikerahkan namun belum berhasil juga, bisa jadi orangtua salah dalam menerapkan penanganannya
Berikut beberapa faktor yang memiliki pengaruh dengan perkembangan mental anak.
1. Pada dasarnya masalah anak adalah masalah keluarga yang tidak terlihat secara langsung. Ada baiknya sebelum memarahi anak karena melakukan suatu kesalahan, orangtua meneliti dulu sumber permasalahannya di mana. Jadi siapa tahu penyebab kemarahan tersebut bukan murni karena ulah anak. Jalan terbaiknya adalah mengutarakan langsung kekecewaan tersebut kepada yang bersangkutan, tentu dengan cara yang manis dan tidak menyakiti hati.
2.Orang tua bersikap terlalu perhatian.
Terkadang untuk melindungi si anak, orangtua melakukan perhatian yang luar biasa ketatnya. Tujuannya mungkin bagus, tapi akibatnya banyak yang tidak sesuai dengan harapan. Apabila orang tua memiliki sifat over protect atau terlalu melindungi, maka pada diri anak akan tumbuh dua kemungkinan: Menjadi anak yang tidak bisa mandiri, atau selalu bergantung kepada orangtua, atau menjadi anak pemberontak yang ingin bebas dari perhatian orangtuanya. Keduanya bukan pilihan yang bagus. Kalau anak sudah bersikap demikian, ada baiknya orang tua mengendurkan tali perlindungan agar mereka dapat bersikap percaya kepada kemampuan diri mereka sendiri tanpa harus bersikap melawan.
3. Orang tua bersikap tidak terlalu peduli.
Ini sifat ekstrim kedua yang bisa berdampak buruk kepada anak. Sebagian besar penyebab pertengkaran anak-anak karena mereka merasa kurang mendapat perhatian dari ayah atau ibunya. Mereka bertengkar memang untuk mencari perhatian orang tuanya, yang cenderung berprinsip untuk memberi kebebasan dan kelonggaran kepada anak-anak. Mungkin awalnya bagus, tapi kalau anak-anak terlalu sedikit mendapat pengawasan maka mereka akan berusaha mencari jalan lain untuk mendapat perhatian lebih. Solusinya adalah, orangtua sebaiknya menggunakan waktu senggangnya di rumah untuk berkomunikasi bersama anak-anak. Sehingga keinginan mereka untuk diperhatikan atau merasa dekat dengan orang tuanya dapat tersalurkan dengan baik.
4. Bersikap tidak sesuai ajaran.
Tanpa disadari dan sering terjadi, orangtua memberikan banyak ajaran kepada anak dalam bersikap yang baik dan benar, namun sebatas kata, bukan contoh. Tindakan lebih banyak meninggalkan kesan dalam benak anak daripada sekedar ucapan, perintah atau amarah. Sikap yang timbul pada anak, kemungkinan besar adalah cerminan dari sikap kedua orangtuanya pula.
3 komentar:
Terimakasih tulisannya.. kebetulan saya juga memiliki 2 ana laki2. mereka bisa saling iri apabila salah satu diberikan perhatian lebih.
Mas mohon dukungannya lagi ikut kontes seo nih, salam sayang.
ma kasih artikelnya, saya lagi belajar tentang anak nih :)
Posting Komentar