Gangguan Tidur Rentan Serangan Jantung
JIKA anda mengalami gangguan tidur dimalam hari,sebaiknya berhati-hatilah.Penelitian terbaru mengungkap,perubahan tekanan darah,syaraf dan hormon yang di sebabkan oleh gangguan tidur Apenea Obstruktif ( Obstruktive sleep apenea/OSA ) dapat meningkatkan resiko serangan jantung pada malam hari.
Kondisi OSA biasanya ditandai dengan jaringan otot dibagian belakang tenggorokan tidak bekerja selama tidur sehingga menyebabkan kesulitan bernafas beberapa saat.
Hal tersebut biasanya diatasi dengan alat bantu pernafasan khusus yang mengurangi hambatan dengan mendorong udara menuju tenggorokan.
Perubahan tubuh yang terjadi saat seseorang tengah mengalami OSA diduga dapat berlanjut menjadi hambatan pada Arteri Koroner dan menyebabkan serangan Jantung.
Hal tersebut dijelaskan oleh pemimpin tim peneliti,Dr.Virend K.Somers dalam Journal Of the American Collepe of Cordiology.
Jika bemar OSA dapat memicu serangan Jantung,maka kemungkinan besar akan terjadi pada malam hari, " ujar Somers dalam laporannya tersebut.Untuk membuktikan hal tersebut,juga Somers bersama tim mempelajari 92 pasein serangan Jantung di Mayo Clinic,Rochester,MInesota,Amerika Serikat.
Terutama diselidiki waktu terjadinya rasa sakit di dada pasien.Setelah terjadinya serangan Jantung,dicermati kebiasaan pasien tidur dimalam hari selama 2-3 minggu.
Hasilnya,pasien yang teridentifikasi mengidap OSA sekitar 70% atau 64 orang.Pasien serangan Jantung dengan atau tidak mengidap OSA secara umum memiliki latar belakang kesehatan dan pengobatan yang sama.
Mulai tengah malam hingga pukul 6 pagi,frekuensi serangan jantung paling banyak dialami pasien OSA.Sebaliknya,resiko serangan Jantung justru paling banyak terjadi pukul 6 pagi hingga siang hari pada pasien tanpa OSA.
Secara keseluruhan,pasien OSA cenderung beresiko enam kali lebih besar terkena serangan Jantung di malam hari dibandingkan pasien OSA.
Somers dan tim peneliti menduga,OSA adalah salah satu penyebab peningkatan serangan jantung di malam hari yang menyebabkan kematian mendadak.
Penemuan tersebut kemudian menyarankan agar para pasien yang pernah mengalami serangan jantung di evaluasi kemungkinan mengidap OSA.
0 komentar:
Posting Komentar