Menghadapi Anak yang Sulit Belajar
KESULITAN belajar yang terjadi pada anak merupakan masalah yang cukup komplek dan sering membuat orang tua bingung mencari penyelesainnya. Biasanya, kesulitan belajar banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Hal ini disebabkan karena pola belajar anak dibentuk pada saat anak duduk di sekolah dasar.
Praktisi psikolog dari Panacea Clinic Balikpapan Sri Dewi Anrelie Psi mengatakan, kesulitan belajar yang terjadi pada anak, umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah kurangnya waktu bermain anak sehingga pada saat belajar anak menjadi lebih banyak bermain ketimbang belajarnya, bermasalah di sekolah seperti phobia sekolah, sakit, ruang atau media belajar yang kurang baik serta malas.
Untuk mengetahui penyebab pastinya, wanita yang akrab disapa Dewi ini menjelaskan, orang tua hendaknya terlebih dahulu mengenal karakter dan kebiasaan anak dalam belajar. Misalnya, apakah anak belajar dalam keadaan senang hati ataukah dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang dipelajari anak akan lebih cepat ditangkap.
“Cobalah mencari tahu penyebab munculnya kesulitan belajarnya itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah,” ujarnya.
Dikatakan Dewi, kasus kesulitan belajar yang terjadi pada anak, umumnya lebih banyak dikeluhkan orang tua dalam menyangkut anak yang terlalu banyak bermain daripada belajar.
Hal ini disebabkan karena belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya, karena belajar bagi anak-anak tidak secara langsung dapat dinikmati hasilnya.
“Berbeda dengan kegiatan belajar, jelas-jelas kegiatan bermain menarik buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung seperti perasaan senang dan bahagia,” papar alumni fakultas psikologi Universitas Muhammadyah Malang ini.
Dewi memaparkan, kesulitan belajar lainnya, bisa juga disebabkan karena ruang atau media yang tersedia tidak memadai. Misalnya saja, ruang belajar yang tidak dilengkapi meja belajar atau buku-buku pelajaran yang masih kurang lengkap.
“Selain itu, kondisi dan keadaan sekitar juga bisa mempengaruhi anak kesulitan dalam belajar. Untuk itu, orang tua sebaiknya memilihkan waktu belajar terbaik untuk anak. Contohnya ketika anak merasa segar, mungkin sehabis mandi sore misalnya. Atau kalau bosan di dalam rumah, bisa juga mengajak anak belajar di taman rumah atau di teras,” bebernya.
Lebih lanjut dijelaskan, dorongan orang tua memiliki peran penting dalam menyiasati kesulitan belajar anak ini. Dalam dunia psikologi, dorongan yang dirasakan seseorang untuk melakukan sesuatu disebut sebagai motivasi.
Nah, yang perlu diperhatikan di sini, lanjut Dewi, adalah jangan sampai orang tua mensetting suasana belajar dengan omelan-omelan atau memarahi anak pada saat anak belajar.
“Orang tua disarankan agar menemani anak ketika belajar. Tak perlu harus terus-menerus berada di samping anak. Tapi, paling tidak ketika anak mengalami kesulitan, orang tua ada di dekatnya untuk membantu,” tuturnya
2 komentar:
nice info mas win.......
buat bekel kelak....:)
wow, keren neh postingannya
ini masalahku sehari-hari
thanks ya atas sharingnya
Posting Komentar