Pilek Sering Menyerang Anak-Anak
PILEK adalah penyakit saluran pernapasan yang paling sering menyerang bayi dan anak-anak. Bisa pula menyerang orang dewasa tetapi karakteristiknya berbeda. Pilek adalah penyakit yang gampang menular. Pada anak-anak penularannya lebih mudah karena baik di sekolah, taman bermain, maupun tempat umum lain kemungkinan terjadi kontak sangat besar. Penyakit yang umumnya mewabah pada pergantian antara musim hujan dan kemarau itu sebenarnya self limited disease atau akan sembuh sendiri dalam 5-6 hari jika tidak ada invasi kuman lain.
Dokter umum dari Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) Fajar Rudy Qimindra menjelaskan, pilek atau selesma adalah suatu reaksi peradangan saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus. Virus menyebab pilek ini merupakan satu keluarga yang cukup besar. Diperkirakan lebih dari 200 jenis virus (yang secara serologik berbeda) dapat menyebabkan gejala ini. Banyak di antaranya termasuk dalam golongan miksovirus, paramiksovirus, adenovirus, koronavirus, dan pikornavirus.
“Dari berbagai golongan ini, yang terpenting ialah rinovirus, yang ditemukan pada kira-kira 30- 50 persen penderita,” kata pria yang akrab disapa dr Qimi ini.
Menurut Qimi, penyakit pilek sering juga disebut common cold atau istilah sehari-harinya sering disebut masuk angin. Penyakit ini diperkirakan berhubungan dengan hawa dingin. Tetapi, telah dibuktikan bahwa hawa dingin, berendam di air dingin atau karena tidak memakai baju hangat tidak menyebabkan terjadinya selesma.
“Yang terpenting kalau memang ada infeksi virus menyebar berarti hal tersebut yang menyebabkan terjadinya pilek. Jadi, bukan karena beberapa persepsi atau mitos yang tersebut di atas,” ungkapnya.
Bagaimana penyebaran virus tersebut? Qimi mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi mata rantai penyebaran antar-individu, di antaranya adalah penyebaran melalui udara. Penyebaran melalui udara, paparnya, biasa terjadi pada saat penderita mengalami batuk atau bersin.
“Setiap kali batuk atau bersin, maka akan terjadi penyebaran lewat udara yang mengandung virus penyebar pilek tersebut,” bebernya.
Penyebaran lainnya melalui kontak langsung dengan virus. Misalnya, pada saat anak bersin atau batuk, maka sebagian virus akan menempel pada tangan dan bila bersentuhan dengan anak yang lain, sangat mungkin dia sudah terpapar virus tersebut. Proses tersebut akan berlanjut bagai mata rantai sehingga banyak anak yang akan terkena.
“Memakai barang yang sama dengan orang lain yang sedang menderita sakit seperti sapu tangan atau handuk juga bisa menjadi penyebab lain penyebaran penyakit pilek ini,” sebutnya.
Bagaimana gejalanya? Qimi mengatakan, sebagian gejala pilek atau selesma berawal dari hidung. Hidung terasa meler dan mampet, kemudian mata merah dan berair. Lendir ingus yang semula encer dan bening selanjutnya menjadi kental dan kehijauan. Gejala lain seperti batuk, bersin, suara serak, nyeri sendi, dan demam.
Common cold, terangnya, biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan sendirinya. Meski demikian ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita ektra waspada. Pada bayi bisa menyebabkan kesulitan bernapas, sehingga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan kesulitan saat menyusui. Apalagi jika ada infeksi tumpangan yang lain misalnya, penyakit demam berdarah dan demam tifus.
Diungkapkan, pada umumnya anak yang menderita pilek tidak perlu dibawa ke dokter, kecuali bayi yang berusia kurang dari tiga bulan sebaiknya dibawa ke dokter dan melaporkan kondisinya untuk memastikan keadaan yang mengkhawatirkan. Obat-obatan untuk pilek pada dasarnya belum ada yang menyembuhkan penyakit tersebut. Yang sering berikan adalah obat-obatan untuk mengatasi simptomatis atau gejalanya saja. Bahkan pemakaian antibiotika bukan pada tempatnya karena antibiotik tidak dapat melawan virus. Antibiotika hanya bisa melawan infeksi bakteri.
Qimi mengingatkan, mengamati beberapa kondisi yang lebih buruk memang sangat dianjurkan. Adapun beberapa kondisi buruk yang mengharuskan orang tua penderita segera menemui dokter, antara lain adalah demam lebih dari 72 jam, batuk lebih dari seminggu atau batuk hebat dengan muntah-muntah, sesak napas atau tampak kebiruan di bibir dan mulut, jarang buang air kecil (sebagai salah satu tanda kekurangan cairan atau dehidrasi), dahak ada darahnya dan lendir di hidung hijau kental lebih dari satu minggu.
0 komentar:
Posting Komentar