Keagungan Kasih Seorang Guru
DENGAN Tradisinya yang suci dan kuno,India telah diberkati dengan kehadiran banyak Guru Agung selama berabad-abad termasuk Budha Shakyamuni dan Maha Guru Ching Hai.Banyak dari kesusastraannya penuh dengan Adat dan Nilai-nilai Spiritual.Getaran-getaran yang mengangkat dari Para Suci ini,serta para suci lain yang tak terhitung jumlahnya,telah menjadikan rakyat India menjadi toleran terhadap semua Keyakinan.
Warisan pengetahuan religius dari India,dapat tercermin di dalam buku Cerita Mistik dari Timur ( Tales of the Mystic East ) diterbitkan oleh penerbit Radha Soami Satsang Beas,sebuah kumpulan cerita perumpamaan yang menggambarkan kegiatan-kegiatan Guru masa lalu beserta murid-murid mereka.Tempat kejadian cerita-cerita dalam buku itu terentang dari Mesir sampai India,dan isinya menggambarkan para Guru yang terkenal seperti Kabir,dan masih banyak lagi " saya tak dikenal ",yang disebut sebagai "Para Suci"
Setiap cerita didalam Bunga Rampai itu terdapat menunjukan segi kehidupan yg lain tentang hubungan antara Guru dengan murid-nya.Tetapi semuanya mengemukakan suatu Kebenaran bahwa kemajuan spiritual akan diperoleh maksimal jika kasih dan kebijaksanaan mutlak sang Guru bertemu dengan keyakinan dan penyerahan diri sang murid yang sepenuhnya.
Sebuah contoh tentang bagaimana kesetiaan seorang murid merupakan perlindungan tertinggi baginya,dapat dibaca dalam cerita "Harga Dari Arang Panas ( The Price Of Hot Coals ) ",yang mengisahkan seorang pengikut setia yang digoda terus-menerus oleh seorang wanita penghibur.Suatu hari,dia di perintahkan oleh Gurunya untuk mendapatkan sedikit arang panas,tetapi satu-satunya orang yang memiliki arang panas itu adalah wanita tersebut.Maka dia mendekati wanita itu dan memintanya untuk menjual sebagian arang itu kepadanya.Dengan sikap mengejek,wanita itu menjawab bahwa " Harga "nya adalah kedua mata murid itu,kemudian sang wanita mengamati dengan takjub,karena sang murid segera mencungkil salah satu matanya dan menaruhnya di depan wanita itu.
Dengan rasa menyesal yang besar atas perbuatannya,wanita itu memberikan arang itu kepada sang murid,dan murid itu segera kembali kepada Gurunya sambil membawa arang itu,dengan mata yang diperban.Ketika sang Guru melihat perban itu,dia menanyakannya,lalu menyuruh muridnya melepas perban itu.Begitu sang murid melepaskan pembalutnya,dia mendapati matanya sudah di kembalikan seperti semula.!
Ada banyak cerita lain yg membangkitkan semangat serupa didalam Cerita Mistik dari Timur,dan setelah membacanya saya bertanya kepada diri sendiri mengapa Maha Guru Ching Hai tidak menceritakan keajaiban-keajaiban seperti itu berdasarkan pemgalaman hidupnya.Tetapi saya segera menyadari bahwa keengganan Guru untuk menceritakan hal seperti itu disebabkan oleh kerendahan hati-Nya yg begitu mendalam.Walau pun dia mengajarkan bahwa tugas seorang Guru yg hidup adalah umtuk menghubungkan kembali saluran dengan Tuhan,keengganannya untuk dikenal sebagai yg lebih hebat daripada apa yg Dia sebutkan sebagai saluran penyambung bagi Energi Illahi adalah suatu tanda keagungan-Nya (Mengalami Surga diatas Bumi)
Dan juga,Guru adalah satu-satunya yg dapat menunjukan kepada kita bagaiman caranya berkembang secara spiritual,dan ketika kita jatuh,Dia menggendong kita didalam pelukan-Nya sampai kita dapat berjalan lagi.
Semoga kita semua tetap pantas menerima pemberian ini.Terima Kasih Para Guru.! (*)
0 komentar:
Posting Komentar