Tentang Saya

Foto saya
Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia

Bayi Hilang Di Ambil Makhluk Halus



JANGAN tidur sore-sore! Siapkan gunting, benang, dan jarum di balik bantal saat tidur malam. Jangan lupa pula mendirikan sapu secara terbalik di samping pintu rumah. Ini semua, menurut penuturan orang tua zaman dulu untuk menjaga keselamatan bayi yang baru lahir. Agar si jabang bayi tidak diculik oleh mahluk halus.

Jadi jangan heran, sampai sekarangnya masih ada sebagian ibu-ibu yang mempercayai akan 'ular-ular' (pesan) dari nenek moyang itu. Bagi keluarga baru yang saja punya momongan, maka ayah dan ibu selalu setia menjagai bayinya. Kelahiranya si kecil itu selalu membawa aura kasih, ketulusan dan kecintaan untuk membesarkan untuk melanjutkan keturunan sebagai tututan alam bawah sadar setiap insan manusia.

Di zaman sekarang, bayi-bayi yang baru saja lahir meski dijagai dengan pelbagai macam syarat di atas tampaknya bisa saja tetap hilang. Ya, itu tadi pencurinya bukan mahluk bunian, gondoruwo, wewe gombel atau seten alas yang lagi gentayangan, melainkan dicuri oleh sindikat khusus pencuri bayi. Bukan mahluk halus, melainkan mahluk kasar bernama manusia.

Ini bukan kisah bohongan, benar-benar terjadi di Rumah Sakit Umum (RSUD) Semarang, menimpa seorang ibu bernama Dwi Sulistyowati. Ia tak pernah membayangkan, bayi yang ia kandung selama sembilan bulan harus hilang. Peristiwa terjadi 22 Oktober 2009, hanya dua hari setelah persalinan secara caesar 20 Oktober 2009. Bayi bernama Muhammad Zain Fazza Azahra hilang dari ruangan perawatan bayi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semarang.

Hanya rekaman wajah sang bayi mungil, Zain, yang tinggal di kepalanya, menghibur keseharian Dwi. Dalam duka itu, Dwi masih berpikir logis untuk mencari perlindungan ke Komnas Anak dan kembali bertutur kepada pers, Sabtu (9/1/2010), tentang kronologis kejadiannya.

Pada 22 Oktober sore, ada seorang perawat menyuruhnya latihan berdiri dan duduk pasca-caesar. Perawat itu mengatakan akan memandikan bayinya. Seolah sudah terasa, Dwi gundah. Seusai berlatih, ia menanyakan bayinya itu kepada perawat. "Saat itu, perasaan saya sudah tidak enak," katanya. Dwi pun segera keluar dari kamar dan mencarinya ke luar. Di lorong ruangan perawatan bayi itulah ditemukan boks tidur bayinya yang sudah kosong. Di dalam boks cuma tertinggal pakaian ganti putranya.

Bedong atau kain gendong anaknya sudah tak ada lagi. Sedangkan handuk dan bedak dibawa-bawa oleh si perawat. Ketika ditanyakan, para perawat hanya meminta Dwi bersabar. Namun, bagaimana bisa tenang, katanya. Malam itu juga, Dwi melapor ke Polres Semarang Selatan bersama suaminya, Muhammad Yahron.

Celakanya, pihak rumah sakit dan perawat di RSUD Semarang seoah tak bertanggung jawab atas hilangnya si jabang bayi. Malahan yang muncul adalah humas rumah sakit bernama Niken, yang berusaha keras membujuk si ibu agar menerima uang santunan Rp 50 juta kepada sang ibu. Ia menolah atas tawaran dengan uang damai itu. Ia tetap menginginkan untuk menggendong bayinya itu.

Hanya saja, setelah lebih dari dua bulan berjuang untuk mendapatkan kembali bayinya itu, Ibu Dwi belum kesampaian samapai saat ini. Laporan kepada polisi dan usaha untuk mendapatkan bayinya itu sampai saat ini masih nihil alias hampa belum ada titik terangan sama sekali.

Persitiwa serupa terulang kembali! Bukan di RSUD Semarang, melainkan di Puskesmas Kembangam, Joglo, Jakarta, Jumat (8/1) lalu. Ny Muratni, ibu si jabang bayi yang akan diberi nama Putra yang lahir dengan berat badan 3.3 kg. Kini Ny Muratni nekat tetap berdiam di Puskesmas itu sampai bayinya ditemukan.

Penculiknmya tak lain adalah seorang perempuan berjilbab yang berpura-pura sebagai tenaga kesehatan di puskesamas itu. Sampai saat ini bayi itu raih, entah dibawa kemana oleh si pelaku.
Melihat gejala semacam itu, tampaknya bertambah lagi tugas aparat kepolisian. Harus makin waspada.

Kewaspadaan pun sudah dilakukan, misalnya di RS Restu Ibu Balikpapan, setiap pukul 22.00, ada petugas dari kepolisian masuk ruang-ruang pasien dirawat sekadar mengingatkan agar pasien dan keluarganya menyimpan di tempat paling aman untuk barang-barang berharga berupa gelang, kalung, cincin, dompet atau tas.

Aparat kepolisian sudah selayaknya meningkatkan penjagaan di rumah-rumah sakit atau puskesmas, petugas intel perlu disebar melakukan pengamatan dan pengintaian untuk mencegah terulang lagi kasus pencurian bayi.

Zaman serba sulit dan manusia sudah makin gelap mata untuk bisa mendapatkan uang dengan cara apa saja. Penjahat tak segan-segan bila gagal mendapatkan harta benda, maka 'manusia' pun disikatnya pula.

Bapak, ibu, keluarga atau siapapun yang masih menyayangi bayi dan anak-anak jangan sampai lengah. Selalu waspada. Anak-anak adalah masa depan dan generasi penerus kita, jangan sia-siakan mereka!

Silahkan Anda Baca Juga Artikel Yang Berkaitan Dibawah Berikut Ini



7 komentar:

daftar ptc luar terpercaya 19 Januari 2010 pukul 23.00  

betul tuh mas kita harus jaga anak kita masaing masing jangan lengah deh pokoknya klu lengah bisa berabe nih persoalan

Saung Web 20 Januari 2010 pukul 08.23  

Saya perhatikan poto itu.. lama2 kok takut juga.. kayak yg serem gitu..

Saung Link 20 Januari 2010 pukul 08.24  

Idem dg saung web,,, iiiih seremmmm

Link Tea 20 Januari 2010 pukul 08.29  

Zaman wis edan.. bayi aja kok diperdagangkan.. ya.. malah ada ibu2 yg rela hamil dibiayai.. nanti bayinya jadi milik yg kasih biaya itu. astagfurullah...

ohya linknya dah saya pasang khus di daftar blog df.. plus dah saya follow juga.. di linkback ya bos

Gabriel Jeffrey 29 Januari 2010 pukul 17.24  

perdagangan bayi sekarang ini lagi marak tolong ibu-ibu yang akan melahirkan supaya barhati-hati klau bisa suaminya juga ikut menjaganya supaya bayinya tidak hilang.

Posting Komentar

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP