Apakah Anda Seorang Carboholic?
BANYAK dari kita yang merasa belum makan jika belum makan nasi. Baru saja makan tiga slice pizza, eh... masih mencari nasi padang. Atau, makan nasi dengan lauk mie goreng atau sambal goreng kentang. Hati-hati, mungkin Anda termasuk carboholic, atau kecanduan karbohidrat.
Karbohidrat memang diperlukan bagi kesehatan, karena merupakan sumber utama energi. Karbohidrat diperlukan untuk mengatur gula darah, menyimpan energi, memperbaiki otot-otot, serta memelihara dan mengatur saluran pencernaan yang sehat.
Namun, seperti segala sesuatu di dunia ini, segala sesuatu yang berlebihan akan memberikan dampak yang buruk. Banyak dari kita yang cenderung makan nasi berlebihan. Atau, seperti yang sudah disebut di atas tadi, mengombinasikan nasi dengan karbohidrat lain sebagai lauknya.
Terlalu banyak konsumsi karbohidrat ternyata menimbulkan terlalu banyak insulin dalam aliran darah, yang dapat mengubah kalori menjadi lemak. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa kita tidak mencerna cukup protein atau lemak di dalam menu makan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh yang semestinya.
Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa Anda makan terlalu banyak karbohidrat, dan apa yang harus dilakukan?
1. Sadari bahwa Anda telah begitu adiktif dengan karbohidrat. Semakin banyak karbohidrat yang Anda konsumsi, semakin sering Anda menginginkannya. Coba ingat, bagaimana rasanya ketika Anda menikmati nasi hangat, dengan ikan goreng dan sambal terasi? Pasti ingin nambah, bukan? Saat Anda ngopi di coffee shop, pernahkah Anda meminumnya tanpa menambahkan gula? Tentu saja tidak, Anda justru menikmati caramel latte plus beberapa sendok gula. Berapa banyak kaleng soft drink yang Anda simpan di kulkas untuk dinikmati sambil menonton pertandingan bola di TV? Pernahkah Anda memesan steak dan memilih mengganti kentang gorengnya dengan sayuran? Nah, silakan jawab sendiri apakah Anda sudah termasuk adiktif terhadap karbohidrat.
2. Cari tahu apa pemicu adiksi tersebut. Buat catatan mengenai apa yang Anda konsumsi dalam sehari, dan cari tahu kapan Anda paling menginginkan nasi. Apakah pada pagi hari? Hanya siang hari? Atau sepanjang hari? Jenis karbohidrat apa yang paling Anda inginkan: apakah nasi, mie, sereal, pasta, kentang, roti, gula? Lalu mulailah mengamati tren pola makan Anda: kapan Anda paling sering ingin mengonsumsi karbohidrat, dan apa karbohidrat yang ingin Anda nikmati?
3. Gali informasi tentang karbohidrat. Tidak semua karbohidrat diciptakan sama. Ada beberapa jenis yang lebih sehat daripada yang lain, dan memiliki kadar glycemic index (GI) yang lebih rendah. Artinya, jenis ini dicerna dengan lebih lambat, yang membuat gula darah Anda tetap pada level yang stabil (dan penting untuk kesehatan), dan cenderung lebih mengenyangkan. Apa saja jenis karbohidrat tersebut?
* Complex Fibrous Carbohydrates (sayuran) memiliki kadar GI terendah, dan dapat dikonsumsi dalam jumlah banyak tanpa khawatir akan kecanduan.
* Complex Starchy Carbohydrates (mengandung tepung) sedikit lebih "kompleks". Contohnya adalah bahan yang dibuat dari tepung putih atau yang sudah diproses, seperti bagel, roti putih, atau nasi putih. Jenis karbohidrat yang dibuat dengan gandum jauh lebih baik untuk kita.
* Simple Carbohydrates memiliki kadar GI tertinggi, dan dapat menyebabkan banyak masalah. Buah-buahan segar termasuk ke dalam kategori ini (termasuk yang baik), namun cokelat, soft drink, dan permen, juga termasuk ke dalamnya. Karbohidrat yang paling adiktif (simple carbohydrates dan complex starchy carbs yang sudah diproses), adalah jenis yang paling tidak baik untuk kita.
4. Mulai lakukan perubahan. Setelah Anda mengetahui "kelemahan" Anda, jenis karbohidrat yang paling Anda inginkan, dan jenis yang paling sehat, mulailah membuat beberapa perubahan untuk memperbaiki tingkat konsumsi karbohidrat Anda yang paling merugikan. Inilah jenis karbohidrat yang harus Anda kurangi:
* Gula. Kurangi jumlah gula yang Anda tambahkan pada kopi, teh, atau susu. Tidak perlu drastis, kurangi sedikit-sedikit agar lidah Anda menyesuaikan diri dengan rasa manis yang mulai berkurang. Bila perlu, pilih minuman yang "sugar free.
* Roti. Batasi berapa lembar roti yang Anda konsumsi sebagai sarapan (atau snack?). Cukup dua slice seharinya, dan pastikan memilih roti yang 100% gandum.
* Sereal. Pilih sereal yang mengadung serat tinggi, dan rendah gula. Coba amati label informasi gizi pada kemasannya.
* Nasi. Cobalah beralih pada nasi dari beras merah untuk mengganti nasi putih. Beras merah mengandung serat dan gizi yang lebih tinggi daripada beras putih. Beberapa restoran sudah mulai menyajikan nasi merah sebagai pilihannya.
* Sayuran. Tambahkan menu sayuran ke dalam menu makan Anda, pagi, siang, dan malam. Kalori tidak menjadi masalah dalam sayuran, karena kebanyakan sayuran tinggi serat sehingga membantu mempercepat metabolisme tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar